20101121

Gus Dur dan Kopi PH (Permata Hijau)


Suatu hari, Jum’at malam Sabtu- pas Jadwal Pengajian Tauhid Wahdatul Ummah, GusDur datang sekitar jam setengah delapan malam, diantar para pengawal- memasuki gerbang rumah Gus Miftah, tempat Pengajian TWU.  
Karena Pengajian  dimulai jam delapan seprapat- GusDur digandeng ke ruang tamu dulu. Para Pengawal kembali ke Mobil Pribadi  Presiden RI ke4 itu, dan membiarkan GusDur duduk berdampingan dengan saya. Beberapa saat kemudian Pendiri PKB itu berteriak minta minum kopi pada Gus Miftah! Cicit Sunan Bonang  itu segera bergegas keruang dalam , minta pembantu untuk membuatkan kopi bagi Gus Dur. Tentu saja sambil ngedumel- soalnya, kalau di rumah Ciganjur Gus Dur sudah dilarang minum kopi! Jadi, Gus Miftah bilang “wah ntar kalau tiba-tiba Gus Dur mati gara-gara minum kopi dirumah saya, bisa jadi gegeran Nasional nih!  Walaupun omelan Gus Miftah terdengar keras, tapi Gus Dur hanya tersenyum ringan!

Gus Dur dan Sandal PB NU

Menjelang Pemilihan Presiden RI 1999, Ketua Umum KPU -Jendral Rudini sakit, jadi Ketua Harian KPU KH.A Miftah - secara aklamasi terpilih sebagai Pengganti Pelaksana Tugas  Ketua KPU. Waktu itu semua anggota KPU adalah perwakilan dari puluhan Parpol yang tumbuh bak jamur di musim “Hujan Demokrasi”.
 Sebagai Politisi yang juga Kyai, tentu Gus Miftah punya banyak akal untuk menyiasati segala pembuatan peraturan terkait Suksesi Nasional, termasuk  syarat calon Presiden. Banyak rumusan syarat tertulis untuk Calon Presiden RI ketika itu, tapi, menurut Gus Miftah, semuanya tergantung suka-suka saya, ujarnya. Karena sistim Pemilihan Presiden RI ketika itu masih melalui MPR, maka semua calon Presiden harus lebih dulu masuk  menjadi anggota MPR. Padahal, Gus Dur ketika itu bukan anggota DPR, jadi tidak otomatis bisa menjadi anggota MPR.
Satu-satunya cara, GusDur harus diangkat menjadi anggota MPR dari unsur perwakilan ORMAS. Konyolnya, walau sama-sama dari NU, Gus Miftah tidak segera menetapkan GusDur sebagai anggota MPR mewakili ormas terbesar di Indonesia itu.  Akibatnya, GusDur, sebagai ketua PB NU marah! Walaupun sebagai Ketua KPU, Gus Miftah kan juga anggota NU, jadi  Gus Dur sebagai Ketua PB NU memanggil anggotanya- Gus Miftah, untuk menghadap ke kantor PB NU Jakarta.
Pendek Cerita, sampai dikantor Gus Dur bertanya sambil marah ke Gus Miftah. “Apa kurang hebatnya saya?”, ujar Gus Dur. Saya ini kan ketua Ormas terbesar NU, dan sampeyan kan juga anggota NU, kok tidak bisa menempatkan saya sebagai anggota MPR itu maunya sampeyan apa?!! Tapi, menurut Gus Miftah, karena semua anggota KPU ketika itu mayoritas tidak setuju pengangkatan Gus Dur sebagai anggota MPR, ya Gus Miftah nggak berani memutuskan sendiri.
Gus Dur tidak puas dengan jawaban itu, jadi dengan setengah membentak Gus Dur berteriak , jelaskan alasan mereka menolak saya,sergahnya! Rupanya Gus Miftah mulai kepancing amarah Gus Dur, jadi sambil setengah marah-mantan Ketua PPP itu nyeplos sekenanya “Ya, karena sampeyan  Picek!! (Buta)” , teriaknya. Kontan, menurut Gus Miftah, Gus Dur ketika itu langsung mengambil sandal dan siap dilemparkan kemuka Ketua KPU itu. Untung para pengawal, yang sama-sama NU segera melerai.