Politik

GusDur dan Rano Karno
Menjelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, Gus Dur hadir di Pengajian Tauhid Wahdatul Ummah, dirumah Gus Miftah Permata Hijau AA/3 Jakarta Selatan.
Seperti biasa, jika Presiden RI ke4 itu datang, banyak kalangan Media dan tokoh masyarakat yang ikut ngaji. Tentu saja, niat sebenarnya, mereka banyak ingin tahu pernyataan Kontroversial seputar Pilkada Ibu kota yang sudah dekat.
Diantara yang nyalon Gubernur DKI waktu itu, sudah ada nama Fauzi Bowo dan Adang Dorojatun. Sementara calon lain memang masih simpang siur. Menurut Gus Dur, salah satu tokoh yang meloby PKB untuk minta dukungan ke kursi DKI Satu, waktu itu adalah Rano Karno.
Setelah dibahas ditingkat pengurus PKB,maka laporanpun disampaikan kepada GusDur selaku Ketua Dewan syuro PKB. Entah apa yang terjadi antara Rano Karno dengan para Pengurus PKB, tapi dalam pernyataannya dihadapan Jamaah TWU waktu itu, GusDur bilang, kalau Rano Karno sebaiknya jangan diterima. Alasannya, susah!ujar  Penggemar kopi dan arem-arem itu. 
 Karena dalam bahasa Jawa, kata Gus Dur: Rano itu artinya Tidak Punya. Sementara Karno itu, artinya Kuping! Jadi, tambah GusDur lagi, jangan memilih pemimpin yang ”Tidak Punya Kuping”, alias tidak bisa mendengar aspirasi Rakyat! Para hadirin pun tertawa riuh mendengar celoteh politik yang dibawakan dengan gaya ringan dan cengengesan itu….